Ingat Brigpol Iis Mulyana? Polwan Berhijab, Dulu Jadi Petugas Pengamanan PBB di Afsel, Kabarnya Kini

Dinamikabengkulu.com_Menjadi petugas pengamanan PBB bukan hal yang mudah dilakukan.

Namun akan menjadi pengalaman tak terlupakan jika sudah berhasil dijalankan.

Itu pula yang dirasakan oleh Brigpol Iis Mulya, polwan berhijab yang pernah jadi pasukan perdamaian PBB di Afrika Tengah.

Dia satu-satunya polwan asal Polda Banten yang dipercaya bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB.

Suka dan duka ia jalani selama penugasan yang jauh dari keluarga.

Brigpol Iis Mulya kini sudah 13 tahun menjalani profesinya sebagai penegak hukum.

Beberapa jabatan di Polri pernah ia emban, seperti sekretaris pimpinan di Mabes Polri dan pemandu wisata Istana Negara pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Berikut selengkapnya sosok Brigpol Iis melansir dari TribunBanten.com dalam artikel ‘Profil Brigadir Iis Mulya Polwan Polda Banten Pernah Bertugas di Afrika dan Jago Bahasa Prancis’.

1. Bertugas di Afrika Tengah

Polwan Polda Banten berusia 30 tahun ini satu di antara 140 personel dari Indonesia yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Tiga bulan pertama tidak bisa tidur, terbayang suami, anak-anak, dan orang tua di rumah,” katanya kepada TribunBanten.com di Mapolda Banten, Kamis (14/4/2022).

Namun, seiring berjalannya waktu, polisi asal Pandeglang ini terbiasa dengan suara tembakan setiap hari.

Iis bertugas di Afrika Tengah selama 1 tahun.

Dia satu-satunya polwan asal Polda Banten yang dipercaya bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB.

“Sebelum berangkat ada pra-operasi selama 2 bulan di cikeas di Bogor dan selama 5 bulan di pusdik lantas Serpong ,” ucapnya.

2. Pengalaman jadi pasukan perdamaian

Banyak pengalaman yang didapatnya selama bertugas di Afrika.

Apalagi bertugas bersama personel gabungan dari seluruh Indonesia.

Awal Iis mendaftar menjadi pasukan PBB sebagai koki yang memasak untuk 140 personel.

“Ada tiga koki. Satu hari masak tiga kali dan bisa sampai 250 porsi sekali memasak,” ujarnya seraya tertawa.

Namun setelah TR kelulusan dan pemanggilan praops, dia ditugaskan menjadi pasukan taktis yang bertugas berjaga dan berpatroli.

Saat melihat Afrika, Iis bersyukur menjadi orang Indonesia karena lebih maju dalam berbagai hal.

Pada September 2021, Iis pun kembali bertugas di Polda Banten di Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas).

“Alhamdulillah suami mendukung saya bertugas,” ucap istri polisi di Polda Banten ini.

3. Cita-cita jadi polisi

Menjadi polisi adalah cita-citanya sejak kecil.

Bahkan, Iis mengaku pada awalnya tidak disetujui kedua orang tuanya saat mendaftar sebagai polisi.

“Saya tidak bilang saat mendaftar sebagai polisi di Pandeglang. Baru setelah ada panggilan di Polda Banten, baru saya memberitahu,” ujarnya.

Kedua orang tuanya kaget mendengar Iis mendaftar sebagai polisi.

Padahal, saat itu, polwan yang mahir berbahasa Prancis itu telah diterima di Fakultas Kedokteran sebuah universitas di Lampung.

“Orang tua sempat tidak setuju karena mungkin berpikir pendidikan di polisi itu keras. Apalagi kakek saya anggota TNI,” ucap ibu tiga anak ini.

Namun, kedua orang tuanya akhirnya setuju dengan keputusan anaknya itu.

4. Karier

Tidak hanya bertugas di Polda Banten.

Iis juga pernah menjadi sekretaris pimpinan di Mabes Polri dan pemandu wisata Istana Negara pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selama tiga tahun.

“Alhamdulillah selama menjadi polisi hampir 13 tahun banyak sukanya,” kata perempuan kelahiran Pandeglang pada 10 Mei 1991 ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *