Dinamikabengkulu.com_Kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, dikhabarkan mengalami kondisi yang semakin labil dari hari ke hari.
Pasalnya, sosok yang diandalkan dalam melawan TNI Polri, satu per satu dikirim ke alam baka.
Orang-orang berpengaruh di KKB itu, terpaksa diambil tindakan tegas terukur, lantaran tindakan mereka telah melampaui ambang batas.
Mereka tega secara kejam menghabisi prajurit TNI Polri juga warga sipil dengan alasan yang dicari-cari.
Bahkan warga tak berdosa harus merenggang nyawa, hanya karena kebiadaban kelompok separatis tersebut.
Atas kondisi masyarakat yang tak kondusif gegara ulah KKB itulah, aparat penegak hukum pun terpaksa mengambil tindakan tegas.
Kala menemukan oknum yang bersikap dan bertindak anarkis, maka aparat tak akan segan-segan memberikan pelajaran.
Bahkan jika melawan, maka dengan kewenangan yang dimiliki, aparat keamanan terpaksa menghadiahkan timah panas kepada yang bersangkutan.
Itulah fakta yang terjadi selama ini. Bahwa bila KKB tak henti melakukan tindakan kriminalitas, maka aparat TNI Polri pun terpaksa bertindak.
Untuk diketahui, selama ini KKB sesuka hati menghabisi siapa pun yang dianggap berseberangan dengan spirit perjuangan mereka.
Jangankan aparat TNI Polri, warga yang berhubungan baik dengan aparat TNI Polri pun ditembak mati, karena dicurigai sebagai antek-antek pemerintah Indonesia.
Sama halnya dengan kisah yang satu ini. Bahwa seorang putera asli Papua, akhirnya hidup sebatangkara, karena orang tua dan kakaknya dihakimi sepihak oleh KKB.
KKB membunuh secara kejam keluarga tersebut, karena keluarga itu punya hubungan yang dekat dengan TNI Polri.
Sedangkan dirinya sebagai bungsu dari tiga bersaudara itu tak dibunuh, karena ia telah meninggalkan kampung halamannya untuk bekerja di kota.
Manakala ia tidak berada di rumah, pada saat itulah KKB secara membabibuta menghabisi keluarga yang dicintainya.
Cerita keji tentang sikap KKB menghabisi orang tua dan kakak-kakaknya itu, tiba juga di pendengarannya.
Olehnya dengan hati yang hancur karena kekejaman KKB, sosok yang tak mau disebutkan namanya ini pun menangis sejadi-jadinya.
Ia tak terima dengan perlakuan KKB terhadap orang-orang yang dicintainya. Ia sangat marah karena alasan pembunuhannnya terlalu mengada-ada.
Sejak itu, sosok ini memendam amarah. Ia menaruh dendam pada KKB, karena tindakan merekalah kini ia hidup sebatang kara.
Singkat cerita, suatu hari setelah ia punya uang yang cukup, ia lantas membeli sebuah senjata api laras panjang.
Sebelum langkah itu diambil, sosok ini terlebih dahulu belajar pada teman-temannya yang adalah personel TNI Polri.
Setelah ilmunya terbilang cukup, pria itu kemudian memutuskan untuk pulang kampung di Kabupaten Intan Jaya, Papua, dengan menenteng senjata api.
Mulai saat itu rencana balas dendam pun dibuat secara perlahan-lahan. Balas dendam itu ia rencanakan dengan hitungan yang amat cermat.
Kisah ini kini viral di media sosial. Meski tak dibeberkan identitas pria tersebut, tetapi melalui video vgiral tersebut, semua rencana balas dendam dikupas tuntas.
Awalnya, ketika hendak pulang ke kampung halaman, pria itu hanya membawa beberapa potong pakaian.
Sedangkan senjata api miliknya disembunyikan dalam bungkusan pakaian.
Saat memasuki kampung halamannya, mayoritas warga di kampung tersebut sudah tidak mengenalnya lagi.
Situasi itu pun dimanfaatkan dengan mengumpulkan berbagai informasi mengenai cerita pembantaian KKB terhadap keluarganya.
Setelah informasi berhasil dihimpun, ia pun mulai melangkah ke rencana berikutnya, yaitu bergabung dengan KKB.
Bahkan ketika bergabung dengan anggota KKB, ia bertemu dengan sejumlah teman semasa kecil.
Dari teman-temannya itulah ia mendapatkan semakin banyak cerita, tentang siapa-siapa saja oknum yang membunuh keluarganya.
Hingga suatu hari, KKB merencanakan penyerangan ke pos keamanan, dengan semua skenario yang membahayakan TNI Polri.
Para pelaku penyerangan adalah orang-orang yang dulunya menjadi algoju terhadap ayah, ibu dan kedua kakaknya.
Melihat itu, ia pun menawarkan diri untuk bergabung ke dalam kelompok kecil tersebut.
Bak gayung bersambut, permintaannya dikabulkan hingga akhirnya ia diterjunkan ke medan tempur bersama orang-orang yang dibencinya.
Semua anggota KKB termasuk teman-teman semasa kecilnya tak tahu sama sekali kalau ia sendiri punya misi khusus dalam operasi tersebut.
Misi khusus itu, adalah menghabisi orang-orang yang dulunya menghabisi keluarga yang dicintainya.
Ia ingin balas dendam, ingin membunuh dengan tangannya sendiri, orang-orang yang dulunya membunuh keluarganya.
Makanya, kala turun ke medan laga, ia melangkah dengan sangat hati-hati. Maksudnya, agar tidak menimbulkan kecurigaan di kalangan teman-temannya.
Apalagi saat itu, baik anggota maupun pimpinan KKB Intan Jaya, sama sekali tak tahu akan apa yang hendak dilakukannya di balik hutan belukar.
Atas dasar itulah ia pun melangkah pasti menuju sasaran untuk mengeksekusi TNI Polri yang ada di pos tersebut.
Namun ketika tiba pada titik yang ditentukan, ia yang awalnya memimpin rombongan, perlahan-lahan mundur dari posisinya.
Bila sedari awal ia berada di depan, kini gilian ia mundur sampai pada posisi paling belakang.
Pada saat itulah ia sengaja mengangkat senjata kemudian membidiknya ke arah pos keamanan.
Namun saat hendak menembak, ujung senjata laras panjang itu kemudian dialihkan ke tiga temannya yang ada di depan mata.
Hanya dengan sekali sentuhan, semua peluru mengalir deras ke tubuh tiga temannya tersebut.
Dan, sejak itu, tamatlah riwayat tiga sosok yang sangat dibencinya itu. Mereka dilibas habis tanpa sisa. Mereka disikat tanpa rasa ampun.
Sejak itu, ketiga sosok di KKB tersebut, tak lagi pulang ke markas KKB. Selamanya mereka tak akan bisa kembali, karena sudah dikirim ke alam lain.
Dari video yang viral itu terungkap fakta bahwa siasat yang dilakukan itu, merupakan buah dari apa yang dipelajari dari teman-temannya yang adalah anggota TNI Polri.
Semenjak mengeksekusi ketiga anggota KKB tersebut, ia tak lagi bergabung dengan KKB.
Ia lebih memilih untuk menghubungi teman-temannya yang dipercaya bisa melindungi dirinya.
Ia juga memilih untuk hidup sebagai warga sipil, tapi bukan di tanah kelahirannya atau di wilayah lain di Tanah Papua.
Ia ingin meninggalkan Papua untuk selamanya. Meninggalkan daerah itu untuk merenda hidup yang lebih baik.
Ia seakan puas, karena orang yang dulunya tega menghabisi ayah ibu dan kedua kakaknya, kini telah merenggang nyawa di tangannya.
Ia tak peduli kalau dicap sebagai musuh dalam selimut. Tak peduli dinilai sebagai antek-antek TNI Polri.
Karena baginya, hidup aman dan damai di tanah ibu pertiwi jauh lebih mulia daripada berjuang untuk hal-hal yang bertentangan dengan konstitusi.
Dalam video yang viral tersebut, sosok pria itu tak disebutkan jati dirinya, tak disebutkan pula dari mana ia berasal.
Yang dibeberkan hanyalah usahanya membalas sakit hati, hingga akhirnya dendam yang membara itu terbayar lunas.
Meski satu persatu anggota pasukan KKB dilibas, namun sampai saat ini, kelompok separatis itu terus melancarkan aksinya.
Pada Sabtu 30 April dini hari, KKB melancarkan aksinya dengan menyerang salah satu pos keamanan di Papua.
Dalam insiden tersebut, dua prajurit TNI terkena tembakan. Satu terkena tembakan di tangan kanan, sedangkan satu prajurit lagi terkena tembakan sipit di bagian hidung.