Pemdes Pondok  Kopi Sosialisasi “Cegah Stunting Itu Penting”

Dinamikabengkulu.com | Mukomuko_ Dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat terkait dengan tumbuh kembang anak sejak dini, pemerintah desa melalui kegiatan sosialisasi tentang pencegahan dan penanganan stunting yang bekerja sama dengan Puskesmas Desa dan Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko.  

Kegiatan yang dihadiri unsur aparatur pemerintahan desa, kelembagaan desa dan tokoh masyarakat diharapkan dapat disampaikan kepada masyarakat luas agar para orang tua yang memiliki Balita untuk lebih dapat memberikan asupan gizi yang cukup dalam memenuhi kebutuhan gizi anak. Kondisi stunting yang sekarang sedang menjadi issue nasional, menjadi pusat perhatian semua pihak baik dari pemerintah pusat, daerah sampai ke desa, agar dapat ditekan seminimal mungkin sehingga terwujud sumber daya manusia yang sehat dan unggul.

 Kepala desa Pondok Kopi, Saidin, selaku pemangku kebijakan skala desa menuturkan “Kami bersama-sama pihak terkait, puskesmas dan dinas, berusaha sekuat tenaga untuk dapat mensosialisasikan kepada masyarakat agar dapat lebih memberikan perhatian dan gizi kepada anak dan coba menerapkan pola hidup bersih dan sehat demi mewujudkan SDM yang berkualitas.”pungkasnya

Kepala Desa Pondok Kopi Kecamatan Teras Terunjam Kabupaten Mukomuko Provinsi Bengkulu  buka Sosialisasi pencegahan Stunting melalui pendampingan ibu hamil kurang energi kronis (KEK) dan atau (Anemia) di Aula Kantor Desa  Pondok Kopi, Senin (15/08/2022) .

Acara Sosialisasi ini dihadiri oleh dihadiri Kepala Desa Pondok Kopi, Saidin,Camat Teras Terunjam, Subaryadi, Bhabinsa , Bhabinkamtibmas, Pendamping Kecamatan, BPD, PPK, TP-PKK Desa Teras Terunjam, Perangkat Desa serta awak media  

Tujuan sosialisasi ini adalah meningkatkan pengetahuan peserta tentang Stunting dan penyebab gejalanya, meningkatkan pengetahuan peserta tentang resiko tinggi dan pengenalan tanda kelahiran pada kehamilan serta persalinan pada masa nifas dan terakhir memberikan gambaran pada peserta. 

Bidan Desa Pondok Kopi Novi Yanti Damanik, A.md, Keb., selaku Narasumber, menyampaikan bahwa kekurangan  energi kronis (Kek) dan Anemia menjadi salah satu penyebab adanya bayi lahir  rendah dan panjang badan kurang dari 48 Cm, adapun bayi yang lahir dengan berat badan rendah dan panjang kurang dari normal, maka akan beresiko lebih tinggi mengalami Stunting.

Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya kurang energi kronis (KEK) dan Anemia Serta Angka Kematian Ibu (AKI) pada ibu hamil, antara lain kurangnya asupan zat gizi ibu hamil, akibat rendahnya pengetahuan ibu hamil tentang makanan sehat dan bergizi, preekamsia, Pendarahan, jantung dan Infeksi.

Selain itu, kondisi tersebut terjadi karena masih kurangnya peran Lintas sektor dalam penanganan ibu hamil Kek dan atau Anemia, serta angka kematian ibu (AKI). Berkaitan dengan penyebab dari masalah tersebut, maka perlu upaya atau Intervensi tertentu, salah satunya melalui pendampingan ibu hamil Kek atau Anemia.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis. Beberapa Faktor yang mempengaruhi stunting adalah kurangnya asupan gizi, riwayat kehamilan, praktek pengasuhan yang kurang baik, kurang akses ke air bersih & sanitasi dan masih banyak hal yang menjadi faktor meningkatnya persentasi stunting terutama di masa pandemi dan new normal ini.

Dari hasil paparan narasumber, banyak upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan stunting. Berikut beberapa cara pencegahan stunting :

  1. Membangun Konsep “Kemitraan” dan “Sahabat Sehat”. Kerjasama melalui kegiatan atau program yang bersifat,filantropi, sponsorship ataupun charity. Dunia Usaha menjalankan program secara swadaya  bersama mitra pelaksana; dan Partisipasi dalam kemitraan kerja bersama Pemerintah dunia usaha dan masyarakat. 
  2. Membangunan “Sahabat Sehat”. Sahabat Sehat Antara Dua Orang Ibu, Sahabat Sehat di Kalangan Anak-Anak, Sahabat sehat dari kalangan Crazy Rich.
  3. Gerakan Managemen Posyandu yang modern
  4. Pengalokasian Dana Desa untuk pencegahan stunting. Pembangunan/Rehabilitasi Poskesdes, Polindes & Posyandu, Penyediaan Makanan Sehat untuk peningkatan gizi balita dan anak, Perawatan Kesehatan untuk ibu hamil dan menyusui, Pembangunan Sanitasi dan Air bersih, Pembangunan MCK, Insentif Kader Kesehatan Masyarakat, Pembangunan Rumah Singgah, Pengelolaan Balai Pengobatan Desa, Pengadaan Alat-alat kesehatan, Pengadaan kebutuhan medis (makanan, obat-obatan, Vitamin & lain-lain), Sosialisasi dan edukasi gerakan hidup bersih dan sehat, Penyediaan Ambulan Desa/ Mobil/Kapal Motor.
  5. Pendidikan Gizi kepada calon orang tua

Dengan adanya sosialisai ditengah pandemi dan turunnya tingkat perekonomian ini diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih memahami dalam pencegahan stunting.

Kegiatan sosialisasi cegah stunting tersebut sangat diperlukan bagi warga desa Pondok Kopi, agar warga dapat mengetahui tentang stunting sehingga dapat mencegahnya. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan kronis pada anak balita (bawah lima tahun) akibat kekurangan asupan nutrisi atau malnutrisi dalam waktu cukup lama. Penyebabnya adalah makanan yang ia konsumsi tidak memenuhi kebutuhan nutrisi sesuai usia si anak. Pada umumnya, stunting terjadi pada balita, khususnya usia 1-3 tahun. Pada rentang usia tersebut, Ibu sudah bisa melihat apakah si anak terkena stunting atau tidak. Meski baru dikenali setelah lahir, ternyata stunting bisa berlangsung sejak si anak masih berada dalam kandungan.

Salah satu dampak stunting yang bisa dilihat adalah tinggi dan berat badan anak jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Selain itu, stunting juga bisa membuat anakl mudah sakit, punya postur tubuh kecil ketika dewasa, dan menyebabkan kematian pada usia dini. Stunting juga bisa memengaruhi kecerdasan anak. Anak kemungkinan akan sulit belajar dan menyerap informasi, baik secara akademik maupun non akademik, karena kekurangan nutrisi sejak dini.

Salah satu fokus pemerintah Mukomuko saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

Kegiatan Sosialisasi tersebut sangat baik bagi masyarakat Desa Pondok Kopi  khususnya kader kesehatan desa, PKK, ibu rumah tangga dan Kelompok masyarakat yang ada di Desa Pondok Kopi  karena mendapatkan pengetahuan tentang cara mencegah stunting di dalam suatu keluarga.[Yudi P]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *