Dinamikabengkulu.com | Lebong_Camat Lebong Sakti ikut panen demplot varietas padi hibrida BCA 18 F1 bersama petani di Desa Muning Agang Kecamatan Lebong Sakti Kabupaten Lebong, Rabu, 16-03-2023.
“Berbagai bantuan dan subsidi kita gelontorkan bagi petani, saya berharap petani kita berdaya, petani jangan takut mengembangkan diri, ke depan petani akan menjadi profesi yang akan menyejahterakan masyarakat,” kata Camat Lebong Sakti saat melakukan panen di Desa Muning Agang
Penanaman demplot padi varietas hibrida BCA 18 F1 ini telah meningkatkan panen petani dari tujuh ton/hektar menjadi 10 ton per hektar.
Dilain sisi Kepala Dinas Pertanian Lebong Hadi Parindo, SE didampingi Kades Muning Agang, Desmawati dan H. Slamet Sulistiyono President Direktor PT Beni Citra Asia, berharap profesi petani ke depannya akan menjadi profesi yang mampu membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Untuk itu, Pemkab Lebong melalui Dinas Pertanian Lebong memberi perhatian lebih pada sektor pertanian.
Lebong dikenal sebagai daerah seni dan daerah pariwisata, namun tanpa ditopang oleh sektor pertanian, pariwisata tidak akan berkembang. Oleh sebab itu, Pemkab Lebong berharap petani tidak menjual lahannya dengan dalih nilai NJOP yang tinggi, yang berimbas pada tingginya pajak bumi dan bangunan.
“Oleh sebab itu, saya memberi perhatian yang tinggi pada para petani, ke depannya saya kembangkan sektor pariwisata yang bersinergi dengan pertanian, sehingga pertanian maju seiring pariwisata,” tandas Kadis Pertan Lebong
Kadispertan Lebong saat menemani Camat Lebong Sakti memanen padi dengan alat panen combine harvester. Parindo menuturkan, demplot padi hibrida BCA 18 F1 seluas puluhan Hektare dengan puluhan orang petani penggarap.
Dengan menanam varietas padi hibrida jenis ini, ia optimis hasil panen akan jauh meningkat.
Senada dengan hal tersebut, Direktur PT Beni Citra Asia, H Salmet Sulistyo menyebut kegiatan ini bertujuan untuk melihat sinkronisasi potensi hasil yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan. ”Ada faktor-faktor seperti lokasi, iklim yang mendukung persilangan antara tetua indukan untuk menghasilkan persentase pembentukan biji (seed set) pada padi hibrida secara optimal,” ungkapnya.
Dijelaskannya dari hasil demplot pertanaman padi hibrida (F1) varietas BCA 18, yang dilakukan di Provinsi Bengkulu, kususnya di Kabupaten Lebong penampilan varietas BCA 18 F1 sangat bagus dan banyak diminati petani.
Di sela-sela kunjungan tersebut, H Slamet, menuturkan “Kenapa Padi hibrida menjadi alternatif untuk meningkatkan produktivitas padi? Apa bedanya padi inbrida dengan padi hibrida?
“Budidaya padi inbrida bersari bebas atau hasil perkawinan sendiri, sedangkan padi hibrida adalah hasil perkawinan dua indukan unggul, yang terbukti menghasilkan potensi hasil minimal 20% lebih tinggi dibandingkan padi inbrida atau lokal, ungkap H Slamet.
Secara terpisah, Kepala Desa Muning aging , Desmawati menyampaikan bahwa Menteri Pertanian terus membuat gebrakan pengembangan adopsi teknologi padi hibrida untuk meningkatkan produktivitas padi secara nasional, terlebih hasil produksi rakitan anak bangsa.
“Saya berharap padi hibrida dapat digunakan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas padi ditengah maraknya alih fungsi lahan dan berkurangnya lahan sawah untuk pembangunan, disamping itu punya keunggulan lebih tahan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pastinya bisa jadi alternatif pilihan petani”, tandasnya.
Kades mengapreasiasi dan berterima kasih kepada Petani dan para petani Kelompok Tani Desa Muning Agang karena telah bersedia bersama-sama Pemdes Muning Agang melalui Dinas Pertanian, Perkebunan dan Holticultura Kabupaten Lebong dan sejumlah direksi perusahaan pupuk untuk mengembangkan pertaniannya.
“Harapan besar kami agar seluruh pihak saling mendukung dalam upaya tingkatkan produktifitas pertanian setempat meningkat dengan keunggulan menjadi 15 ton per hektar untuk sekali panen.”katanya.[April Wilson/Adv]